

Market Analysis
FOMO (Fear of Missing Out) dalam Investasi adalah rasa takut melewatkan peluang keuntungan investasi yang sedang tren sehingga menyebabkan keputusan impulsif yang didorong faktor emosi. FOMO sering terjadi akibat faktor kurang informasi sehigga mudah untuk dikendalikan oleh tren dari influences atau voice of majority.
Kemajuan teknologi dan era digital tidak hanya membawa dampak positif, namun juga dampak negatif, seperti FOMO. Umumnya, FOMO dipicu oleh aktivitas media sosial dimana seseorang mudah untuk melihat pencapaian dan kesuksesan orang lain. Akibatnya tanpa berpikir panjang, seseorang cenderung lebih mudah dikendalikan pada pengambilan keputusan keuangan, terutama investasi.
Gen milenial dan Z merupakan kelompok generasi yang aktif menggunakan teknologi dan media sosial. Hal ini juga yang memberikan informasi terkait peluang investasi, termasuk penipuan berkedok investasi. Tekanan sosial cenderung mendorong gen Milenial dan Z untuk mengambil keputusan investasi yang cepat tanpa mempertimbangkan konsekuensi demi mengejar ‘peluang emas’ yang terlihat menarik.
Keputusan yang didasari oleh rasa takut ketinggalan sering kali mengabaikan analisis mendalam, prinsip diversifikasi, atau evaluasi risiko. Akibatnya, risiko kerugian menjadi lebih tinggi, terutama bagi investor yang tidak memiliki literasi keuangan yang memadai.
Kemudahan akses ke instrumen investasi melalui aplikasi dan platform digital juga menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, hal ini memberikan peluang bagi generasi milenial untuk belajar dan terlibat dalam investasi. Namun, di sisi lain, kemudahan akses ini dapat mempercepat pengambilan keputusan impulsif yang dipengaruhi oleh FOMO.
Banyak generasi milenial menggunakan dana darurat atau bahkan berutang untuk mengikuti tren investasi, yang menyebabkan ketidakstabilan keuangan jangka panjang. Dengan kondisi ini, penting untuk memahami bagaimana FOMO mempengaruhi perilaku investasi generasi milenial.
Apa itu Fomo dalam Investasi? Artikel ini akan membahas tentang bagaimana FOMO berdampak pada hidup seseorang dan kasus nyata yang terjadi sehingga investor bisa lebih bijaksana dalam menggunakan uang dalam aktivitas keuangan yang ada tanpa FOMO.
Ciri-Ciri FOMO dalam Investasi
FOMO dalam hal investasi sama halnya FOMO pada tren lainnya, seperti gadget baru, kuliner baru, dan tren viral sehingga seseorang cenderung tanpa berpikir dua kali mengikuti yang sudah ada karena takut ketinggalan atau takut kurang update terhadap perkembangan terkini. Lantas, apa ciri-ciri FOMO?
a. Mengikuti Tren Tanpa Riset
Sebagai investor, tentunya diperlukan pikiran yang dingin dengan pengetahuan terhadap instrument investasi yang memadai. Namun saat investor mengalami FOMO, mereka cenderung membeli aset hanya karena melihat orang lain mendapatkan keuntungan besar atau karena takut ketinggalan momen tanpa mempertimbangkan apakah aset tersebut memiliki fundamental yang baik.
Misalnya, tren beberapa tahun terakhir tentang meme coin crypto. Banyak investor yang berbondong-bondong membeli tanpa mengetahui cara kerja meme koin tersebut, siapa pembuat, dan aliansinya. Namun karena influencer atau KOL (Key Opinion Leader) merekomendasikan untuk membeli, maka banyak investor tanpa melakukan research mengikuti saran tersebut.
Hal ini berisiko karena Anda tidak memahami asset apa yang dibeli dan bagaimana potensinya, alhasil yang banyak terjadi adalah kerugian akibat penipuan atau momen keuntungan sudah lewat. Maka penting disini untuk melakukan riset terlebih dahulu sebelum menggunakan uang Anda untuk membeli sesuatu hanya berdasarkan ‘katanya’.
b. Keputusan Impulsif
Impulsif adalah perilaku yang cenderung bertindak tanpa berpikir panjang atau tanpa perencanaan yang matang, yang didorong oleh faktor emosional atau situasional yang mendesak, termasuk FOMO. FOMO sering menyebabkan investor membeli aset dengan tergesa-gesa tanpa strategi yang jelas. Mereka merasa harus masuk ke pasar secepat mungkin agar tidak tertinggal.
c. Takut Ketinggalan Momentum
Inilah salah satu ketakutan yang menjadi penyebab terbesar banyak investor mendapatkan kerugian. Selain kurangnya research, faktor emosi yaitu takut kehilangan momentum menjadi alasan banyak investor FOMO jika tidak segera berinvestasi, maka harga akan segera melonjak. Pikiran ini bahkan terjadi saat harga suatu sudah aset melonjak, meskipun mereka tidak memahami alasan di balik kenaikan tersebut namun mereka tetap membeli karena yakin bahwa harga masih rendah.
Ketiga ciri diatas merupakan ciri utama seseorang FOMO terhadap asset investasi, baik itu bodong atau tidak. Saat media sosial menjadi penentu keputusan investasi akan berakhir dengan kerugian, dimana banyak investor FOMO yang terpengaruh oleh berita viral, rekomendasi influencer, yang mengklaim bahwa aset tertentu akan terus naik.
Baca juga: Berapa Leverage Forex yang Aman untuk Modal Kecil?
2. Dampak FOMO dalam Investasi
Konsekuensi dari membeli aset dengan FOMO tentu jarang yang menghasilkan keuntungan, investor sering kali merasa khawatir akan mengalami kerugian atau malah menyesal karena membeli di harga puncak. FOMO dalam investasi bisa berdampak negatif terhadap portofolio dan kesehatan finansial seseorang. Berikut beberapa dampak utama FOMO, seperti:
a. Overtrading
Investor yang mengalami FOMO sering kali melakukan transaksi terlalu sering, yang dapat meningkatkan biaya transaksi dan mengurangi potensi keuntungan jangka panjang. Hal ini sering terjadi karena investor merasa tertekan untuk terus beraksi atau merasa "terjebak" dalam dorongan emosional, seperti rasa takut atau keserakahan.
b. Risiko Kerugian Besar
Memahami kondisi emosi saat melakukan aktivitas keuangan khususnya investasi perlu dilakukan dengan pikiran yang jernih dan tenang, karena keputusan investasi yang tidak berdasarkan analisis yang matang akan berisiko membeli aset di harga puncak dan mengalami kerugian besar saat harga turun, khususnya jika Anda melakukan trading secara scalping.
c. Stres dan Ketidakstabilan Emosional
Tidak hanya kerugian materi, namun juga emosional. FOMO menyebabkan investor merasa cemas, takut, atau bahkan panik saat melihat harga aset naik atau turun secara drastis. Stress dan emosi yang tidak stabil akan menyebabkan investor menjalani hidup dengan tidak produktif.
d. Kehilangan Fokus pada Strategi Jangka Panjang
Alih-alih mengikuti strategi investasi yang sudah dirancang, investor FOMO sering kali tergoda untuk berpindah-pindah aset tanpa perencanaan yang jelas sehingga kehilangan fokus terhadap tujua jangka panjang keuangannya. Umumnya, hal ini dipengaruhi oleh media sosial yang menunjukkan hasil menjadi kaya dalam waktu singkat.
Itulah empat dampak yang terjadi dari FOMO investasi, diperlukan pengendalian emosi dan pikiran yang realisistis dengan Analisa berdasarkan data sehingga seseorang tidak terjebak dalamrasa takut dan kuatir ketinggalan momen karena FOMO.
3. Fenomena FOMO dalam Investasi
Banyak fenomena yang terjadi akibat FOMO dalam investasi dan bukanlah hal baru. Beberapa fenomena besar di dunia investasi yang dipengaruhi oleh FOMO meliputi:
a. Gelembung Dot-Com (1990-an)
Pada akhir 1990-an, banyak investor membeli saham perusahaan teknologi tanpa mempertimbangkan fundamental bisnisnya. Akhirnya, gelembung ini pecah pada tahun 2000, menyebabkan banyak investor mengalami kerugian besar.
b. Lonjakan Harga Bitcoin (2017 & 2021)
Bitcoin mengalami lonjakan harga yang signifikan pada 2017 dan 2021, menarik banyak investor FOMO yang masuk ke pasar saat harga tinggi. Ketika harga mengalami koreksi, banyak investor yang mengalami kerugian besar.
c. Saham GameStop (2021)
Kasus GameStop menjadi contoh nyata bagaimana media sosial dan komunitas online dapat mendorong investor untuk membeli saham tanpa mempertimbangkan faktor fundamental.
d. Kasus Terra Luna dan FTX (2022)
Banyak investor FOMO yang membeli aset kripto Terra Luna tanpa memahami model bisnisnya, yang akhirnya runtuh dalam waktu singkat. Demikian pula, runtuhnya FTX menyebabkan banyak investor kehilangan seluruh modal mereka.
e. Binary Option (2022)
Binary Option, terutama yang berkaitan dengan Bitcoin, menjadi salah satu jenis penipuan investasi di Indonesia. Bitcoin Private menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat dengan berdagang di pasar crypto menggunakan binary option. Namun, banyak investor yang akhirnya kehilangan uangnya setelah mengetahui bahwa platform ini tidak terdaftar atau terawasi oleh otoritas yang sah.
f. First Travel (2017)
Tidak hanya tentanh saham dan crypto, namun FOMO juga bisa terjadi pada janji-janji untuk memberangkatkan haji dan umrah. First Travel menawarkan paket umrah dengan harga yang lebih murah dari biasanya, alhasil banyak orang yang percaya dengan iming-iming ‘paket murah’ namun yang terjadi adalah penipuan.
Itulah beberapa kejadian yang terjadi dengan iming-iming investasi sehingga membuat banyak orang, yaitu investor baik di saham, forex, crypto, maupun kegiatan keagamaan yang dijebak dan terjebak dalam aktivitas investasi yang merugikan.
4. Cara Menghindari FOMO dalam Investasi
Untuk menghindari FOMO, investor perlu menerapkan strategi yang rasional dan disiplin dalam berinvestasi. Tetunya, investasi yang berkedok penipuan selalu memiliki ciri yang sama yaitu menjanjikan kekayaan dengan mudah atau dijual dengan harga murah. Maka, perlu untuk mengetahui cara antisipasi yang bisa dilakukan:
a. Tetapkan Tujuan Investasi yang Jelas
Sebelum berinvestasi, pastikan Anda memiliki tujuan yang jelas, baik itu untuk jangka pendek, menengah, atau panjang. Dengan demikian, Anda tidak mudah tergoda oleh tren pasar sesaat. Memiliki tujuan dan komitmen terhadap tujuan tersebut akan membuat Anda lebih memiliki beban dalam menggunakan uang selain dari untuk tujuan investasi Anda.
Memiliki cara yang berbeda selama proses tentu saja tidak masalah, namun yang terpenting adalah cara yang Anda tempuh selalu berujung pada tujuan yang sama. Maka memastikan bahwa cara yang Anda pilih merupakan hal yang tepat adalah tanggungjawab Anda.
b. Lakukan Riset dan Analisis
Jangan pernah membeli aset hanya karena harganya naik atau karena rekomendasi orang lain. Lakukan analisis fundamental dan teknikal sebelum mengambil keputusan investasi, baik untuk saham, forex, dan lainnya. Dengan melakukan riset dan analisis akan membantu Anda untuk berpikir secara logika bukan emosional.
c. Gunakan Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA)
Strategi ini melibatkan pembelian aset dalam jumlah tetap secara berkala, sehingga investor tidak perlu khawatir tentang fluktuasi harga jangka pendek. DCA membantu Anda untuk menjadi investor jangka panjang, bukan jangka pendek sehingga berapapun nilai aset saat ini, Anda akan tetap membeli secara berkala, misalnya setiap bulan.
d. Abaikan Hype dan Opini yang Tidak Berdasarkan Data
Berhati-hatilah terhadap rekomendasi investasi yang datang dari media sosial atau influencer yang tidak memiliki latar belakang keuangan yang jelas. Pastikan Anda melakukan background check jika mendengar atau tertarik dengan rekomendasi dari orang lain, apakah orang tersebut kompeten atau hanya sebagai testimonial bayaran.
e. Gunakan Stop-Loss dan Take-Profit
Dalam duani trading, Anda bisa menggunakan fitur stop-loss yang membantu membatasi kerugian jika harga turun, sementara take-profit memungkinkan Anda mengunci keuntungan saat harga mencapai target tertentu. Sehingga dua fitur ini akan membantu Anda untuk menentukan berapa kerugian yang bisa ditanggung dan keuntungan yang ingin diperoleh.
f. Belajar dari Kesalahan Investor Lain
Anda tidak perlu menjadi korban FOMO atau penipuan investasi. Dengan menjadi orang bijak dan mempelajari kisah investor yang gagal akibat FOMO dapat membantu Anda menghindari kesalahan yang sama.
Baca juga: Memahami Konsep Smart Money dalam Trading
5. Pentingnya Smart Money Management
Bagaimana cara mengatasi FOMO? Salah satu hal yang bisa Anda lakukan sebagai investor yang mengambil keputusan bukan berdasarkan FOMO atau emosi adalah dengan menerapkan manajemen keuangan yang bijak dengan menggunakan prinsip dasar Smart Money Management.
Apa itu smart money management? Adalah strategi yang digunakan untuk mengelola uang atau investasi dengan bijak dan disiplin, dengan tujuan untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan dalam jangka panjang. Anda bisa melakukan 6 langkah ini untuk menerapkan smart money management, apa saja?
a. Diversifikasi Portofolio
Sama seperti yang Warren Buffet ajarkan bahwa jangan menaruh seluruh dana dalam satu jenis aset. Diversifikasi membantu mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan jangka panjang.
b. Tentukan Batas Risiko
Setiap investor harus memiliki batasan risiko yang jelas, misalnya hanya mengalokasikan 5-10% dari portofolio untuk aset yang berisiko tinggi.
c. Simpan Dana Darurat
Jangan menginvestasikan seluruh uang yang dimiliki. Pastikan Anda memiliki dana darurat untuk keperluan mendesak agar tidak terpaksa menjual aset dalam kondisi rugi.
d. Evaluasi Investasi Secara Berkala
Lakukan review portofolio secara rutin untuk memastikan bahwa strategi investasi Anda tetap sesuai dengan tujuan keuangan.
e. Jangan Berutang untuk Investasi
Sekalipun beberapa influencer menyarankan untuk menggunakan ‘uang panas’, namun pastikan Anda tidak menggunakan utang atau pinjaman untuk investasi bisa sangat berisiko, terutama jika pasar mengalami penurunan tajam.
f. Pelajari Psikologi Diri
Memahami bagaimana emosi mempengaruhi keputusan investasi dapat membantu Anda menghindari keputusan yang didasarkan pada ketakutan atau keserakahan.
Itulah yang perlu Anda ketahui terkait ciri, dampak, cara menghindari FOMO dalam investasi melalui smart money management. Jangan biarkan ketakutan kehilangan peluang membuat Anda mengambil keputusan yang merugikan. Berinvestasilah dengan bijak dan tetap disiplin dalam menjalankan strategi yang telah direncanakan, seperti investasi di pasar forex dari platform Dupoin.
Dupoin memberikan informasi terkait fundamental aset yang bisa Anda akses secara bebas di aplikasi Dupoin, YouTube, dan Website Dupoin. Dengan analis professional yang membantu teknikal trading sehingga Anda tidak mengambil keputusan trading hanya berdasarkan emosi, namun berdasarkan data analisa dan informasi terkini. Segera trading di Dupoin.
Download segera aplikasi Dupoin #One-Stop Trading Platform agar tidak ketinggalan informasi menarik lainnya seputar dunia trading atau investasi lainnya, dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!