

Market Analysis
Liabilitas keuangan tidak hanya terjadi dalam sebuat perusahaan, namun setiap keputusan keuangan yang kita pilih erat berhubungan dengan liabilitas, misalnya membeli mobil dengan cara cicilan, bagi sebagian orang merupakan liabilitas, namun tidak dengan sebagian lainnya. Lantas, apakah liabilitas apakah sama dengan hutang?
Liabilitas keuangan adalah kewajiban atau utang yang dimiliki oleh suatu entitas, baik perorangan atau badan hukum yang timbul dari suatu transaksi. Dalam akuntansi, maka baik perorangan maupun badan hukum wajib untuk melakukan pembayaran atau menyerahkan aset di masa depan.
Dalam konteks investasi, liabilitas merujuk kewajiban finansial yang dimiliki oleh seorang individu, perusahaan, atau lembaga investasi yang harus dibayar di masa mendatang, yang berasal dari pinjaman yang digunakan untuk mendanai investasi, atau komitmen pembayaran lain yang mempengaruhi nilai bersih (net worth) dari portofolio investasi.
Bagi investor, liabilitas menjadi elemen penting dalam analisis keuangan, terutama saat menilai kesehatan finansial suatu perusahaan tempat mereka berinvestasi. Perusahaan yang memiliki liabilitas tinggi tanpa didukung oleh aset yang memadai atau arus kas yang kuat bisa dianggap berisiko tinggi karena berpotensi menghadapi kesulitan membayar utangnya.
Dalam investasi pribadi, liabilitas juga mencakup semua utang pribadi investor, seperti pinjaman KPR, utang kartu kredit, atau cicilan kendaraan. Saat menghitung kekayaan bersih (net worth), total liabilitas akan dikurangkan dari total aset. Oleh karena itu, semakin besar liabilitas, semakin kecil nilai kekayaan bersih investor.
Artikel ini akan membahas tentang jenis, karakter, pengaruh, cara menganalisa, sekaligus contoh liabilitas yang bisa Anda temui dalam praktek bisnis, khususnya investasi, karena dalam dunia investasi, liabilitas menjadi faktor penting untuk menentukan risiko finansial suatu perusahaan, termasuk membantu pengambilan keputusan investasi yang lebih bijak.
Baca juga: Cegah Fomo Investasi dengan Smart Money Management
Jenis Liabilitas
Apa saja jenis liabilitas? Umumnya liabilitas dibagi menjadi liabilitas jangka panjang (long term liabilities) dan jangka pendek (current liabilities).
1. Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas jangka panjang (long-term liabilities) adalah kewajiban perusahaan yang jatuh tempo lebih dari satu tahun atau di luar siklus operasi normal perusahaan. Liabilitas ini biasanya berkaitan dengan pembiayaan aset tetap, perjanjian sewa jangka panjang, atau kewajiban yang bersifat strategis.
Pengelolaan liabilitas jangka panjang sangat penting karena berdampak langsung pada struktur modal dan stabilitas keuangan jangka panjang perusahaan. Berikut adalah beberapa contoh umum dari liabilitas jangka panjang:
a. Utang Bank Jangka Panjang
Merupakan pinjaman dari lembaga keuangan dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Contohnya termasuk pinjaman untuk pembelian aset tetap seperti gedung, mesin, atau investasi modal besar lainnya. Pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai jadwal yang disepakati.
b. Kewajiban Sewa (Lease Obligations)
Liabilitas ini muncul dari perjanjian sewa jangka panjang, khususnya sewa pembiayaan (finance lease). Di bawah standar akuntansi tertentu seperti PSAK 73 atau IFRS 16, kewajiban sewa diakui sebagai liabilitas jangka panjang karena perusahaan berkewajiban membayar sewa secara berkelanjutan hingga akhir masa kontrak.
c. Kewajiban Pensiun
Merupakan tanggungan perusahaan terhadap karyawan dalam bentuk pembayaran pensiun di masa depan. Kewajiban ini timbul dari perjanjian pensiun manfaat pasti (defined benefit plans), di mana perusahaan menjamin pembayaran sejumlah manfaat tertentu setelah karyawan pensiun.
d. Liabilitas Tangguhan Pajak (Deferred Tax Liabilities)
Ini adalah pajak yang menjadi kewajiban perusahaan di masa depan akibat perbedaan temporer antara pengakuan akuntansi dan pengakuan pajak atas aset atau liabilitas. Meskipun belum dibayarkan saat ini, liabilitas ini sudah diakui karena akan mempengaruhi pengeluaran pajak di masa mendatang.
Secara keseluruhan, liabilitas jangka panjang mencerminkan komitmen finansial perusahaan dalam jangka waktu yang lama. Pengelolaan yang baik terhadap kewajiban ini akan membantu menjaga solvabilitas perusahaan dan meningkatkan kepercayaan investor serta lembaga keuangan.
Baca juga: Overtrading dalam Forex: Dampak Negatif dan Cara Menghindarinya
2. Liabilitas Jangka Pendek (Current Liabilities)
Jika liabilitas jangka panjang bisa memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun, berbeda dengan liabilitas jangka pendek yang harus dibayar dalam waktu kurang dari satu tahun dan umumnya terkait langsung dengan aktivitas operasional sehari-hari dan memengaruhi arus kas jangka pendek. Apa saja jenis liabilitas jangka pendek?
a. Utang Usaha (Accounts Payable)
Merupakan kewajiban perusahaan kepada pemasok atas pembelian barang atau jasa secara kredit. Utang usaha adalah bentuk liabilitas jangka pendek yang paling umum dan biasanya harus dilunasi dalam waktu 30 hingga 90 hari.
b. Utang Pajak (Taxes Payable)
Kewajiban pajak yang belum dibayarkan, seperti pajak penghasilan, PPN, atau pajak daerah, yang harus disetor kepada pemerintah dalam jangka waktu tertentu.
c. Biaya yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)
Biaya-biaya operasional yang telah terjadi tetapi belum dibayar, seperti gaji, bunga, atau utilitas. Meskipun belum dibayarkan, biaya ini tetap harus dicatat karena sudah menjadi kewajiban perusahaan.
d. Utang Jangka Pendek
Termasuk pinjaman bank atau kewajiban keuangan lain yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun. Contohnya adalah pinjaman modal kerja atau bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode berjalan.
e. Pendapatan yang Diterima di Muka (Unearned Revenue)
Merupakan kas yang telah diterima dari pelanggan sebelum perusahaan memberikan barang atau jasa. Meskipun bukan utang dalam bentuk pinjaman, unearned revenue tetap dikategorikan sebagai liabilitas karena mencerminkan kewajiban perusahaan untuk memberikan layanan atau produk di masa depan.
Liabilitas jangka pendek sangat penting untuk dianalisis karena menunjukkan likuiditas dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Disisi lain, terdapat liabilitas kontinjensi yang merupakan potensi kewajiban yang tergantung pada hasil dari suatu peristiwa di masa depan, seperti tuntutan hukum atau garansi produk.
Karakteristik Liabilitas
Sesuatu dikatakan liabilitas karena memiliki karakter, antara lain:
1. Kewajiban Pembayaran Pinjaman
Liabilitas seringkali berbentuk kewajiban pembayaran uang yang dipinjam dari pihak lain, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ini bisa termasuk pinjaman bank, utang obligasi, kredit usaha, dan utang wesel. Dimana harus ada pembayaran kembali sesuai perjanjian, termasuk bunga (jika ada) dalam jangka waktu tertentu.
2. Kewajiban terhadap Pihak Eksternal
Liabilitas mencerminkan tanggung jawab perusahaan terhadap pihak di luar entitas, seperti pemasok (utang usaha), pemerintah (utang pajak), karyawan (utang gaji), atau investor (dividen yang harus dibayar), yang merupakan akibat hubungan kontraktual atau hukum antara entitas dan pihak ketiga.
3. Tanggung Jawab yang Tidak Dapat Dihindari
Liabilitas adalah kewajiban yang tidak bisa dihindari karena adanya perjanjian hukum atau konstruktif. Perusahaan tidak bisa secara sepihak menghindari kewajiban ini sehingga terjadi arus keluar manfaat ekonomi (misalnya uang, barang, atau jasa).
Baca juga: 7 Kesalahan Umum Trader Pemula yang Sering Berujung Kerugian
Liabilitas dalam Praktik Bisnis
Dalam praktik bisnis sehari-hari, terdapat berbagai bentuk liabilitas yang umum dijumpai dan masing-masing memiliki karakteristik serta dampak yang berbeda terhadap posisi keuangan perusahaan. Salah satu contoh paling umum adalah utang usaha (accounts payable), yaitu kewajiban perusahaan kepada pemasok atas pembelian barang atau jasa secara kredit.
Utang usaha bersifat jangka pendek dan biasanya harus dibayar dalam waktu 30 hingga 90 hari tanpa dikenai bunga. Contoh konkretnya adalah ketika perusahaan membeli bahan baku dari supplier namun belum melakukan pembayaran saat barang diterima.
Selanjutnya, terdapat pinjaman bank jangka panjang untuk pembiayaan investasi besar seperti pembangunan fasilitas produksi atau pembelian alat berat. Pinjaman jenis ini umumnya disertai perjanjian bunga dan pembayaran cicilan secara berkala. Misalnya, sebuah perusahaan manufaktur meminjam dana dari bank sebesar Rp2 miliar untuk pembangunan pabrik baru dengan tenor lima tahun.
Selain itu, pendapatan diterima muka (unearned revenue) juga termasuk dalam liabilitas, meskipun bentuknya berbeda karena berhubungan dengan penerimaan kas yang belum diikuti oleh pemberian barang atau jasa. Artinya, perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi kontrak atau layanan kepada pelanggan di masa depan.
Contohnya, ketika perusahaan software menerima pembayaran penuh dari pelanggan untuk langganan tahunan, namun layanan tersebut masih berjalan, maka jumlah yang diterima dicatat terlebih dahulu sebagai liabilitas.
Contoh lainnya adalah utang obligasi, dimana perusahaan berjanji akan membayar pokok utang pada saat jatuh tempo serta bunga (kupon) secara berkala selama periode obligasi berlaku. Keempat contoh ini menunjukkan bahwa liabilitas tidak hanya terbatas pada utang yang berkaitan langsung dengan pinjaman uang, tetapi juga mencakup kewajiban yang muncul dari transaksi operasional dan kontrak bisnis yang belum diselesaikan.
Langkah Menganalisis Liabilitas Usaha
Ada dua cara untuk menganalisis liabilitas usaha sehingga investor bisa menentukan keputusan dengan bijak sebelum berinvestasi. Dengan menganalisis kedua rasio ini secara bersamaan dapat mengevaluasi keseimbangan struktur modal, risiko likuiditas, dan kemampuan perusahaan dalam mengelola kewajiban keuangannya secara berkelanjutan.
1. Rasio Utang terhadap Aset
Untuk memahami kondisi keuangan sebuah bisnis secara menyeluruh, penting bagi manajemen maupun investor untuk menganalisis liabilitas usaha. Salah satu cara yang umum digunakan adalah dengan menghitung rasio utang terhadap aset (debt to asset ratio).
Rasio utang terhadap aset = Total utang total aset
Jika nilai rasio ini tinggi, berarti perusahaan memiliki ketergantungan yang besar terhadap pembiayaan dari pihak luar, yang bisa menjadi tanda risiko keuangan yang lebih tinggi jika terjadi tekanan ekonomi. Sebaliknya, rasio yang terlalu rendah bisa menunjukkan bahwa perusahaan kurang memanfaatkan leverage untuk pertumbuhan.
2. Rasio Utang terhadap Ekuitas
Langkah analisis lainnya adalah dengan menggunakan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio), rasio ini membantu menilai struktur pendanaan perusahaan, apakah lebih banyak ditopang oleh modal sendiri atau oleh pinjaman.
Rasio utang terhadap ekuitas =Jumlah total utangTotal ekuitas perusahaan
Misalnya, rasio 2:1 berarti perusahaan memiliki utang dua kali lebih besar dari ekuitasnya, yang menunjukkan tingkat leverage yang cukup tinggi. Rasio ini juga digunakan oleh kreditur dan investor untuk menilai tingkat risiko investasi dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
Fungsi dan Pentingnya Liabilitas dalam Keuangan
Liabilitas memiliki peran yang sangat penting dalam struktur keuangan sebuah perusahaan. Salah satu fungsi utama liabilitas adalah untuk membiayai aset dan operasional perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Dengan liabilitas perusahaan dapat memperoleh dana untuk membeli aset tetap seperti mesin, gedung, atau kendaraan operasional, serta membiayai kebutuhan modal kerja harian seperti pembelian bahan baku dan pembayaran gaji, sehingga perusahaan untuk tumbuh dan beroperasi tanpa harus sepenuhnya bergantung pada modal sendiri.
Selain itu, liabilitas juga menunjukkan posisi keuangan perusahaan. Jumlah dan jenis liabilitas yang dimiliki tercermin dalam neraca dan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat risiko dan struktur modal perusahaan. Investor dan kreditur dapat menilai apakah perusahaan terlalu agresif dalam menggunakan utang, atau sebaliknya, terlalu konservatif dalam memanfaatkan pembiayaan eksternal.
Liabilitas juga menyediakan informasi penting untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen internal, investor, dan lembaga keuangan. Dengan memahami struktur dan komposisi liabilitas, manajemen dapat menentukan strategi pembiayaan yang optimal, mengelola arus kas, dan merancang rencana pelunasan utang secara efisien. Bagi investor dan kreditur, informasi ini membantu menilai kelayakan investasi atau pemberian pinjaman.
Terakhir, liabilitas memiliki dampak langsung terhadap profitabilitas dan likuiditas perusahaan. Penggunaan utang yang berlebihan dapat meningkatkan beban bunga, yang pada akhirnya menurunkan laba bersih. Oleh karena itu, pengelolaan liabilitas yang bijak sangat penting untuk menjaga stabilitas dan kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Pengaruh Liabilitas pada Laporan Keuangan
Liabilitas memiliki dampak yang signifikan terhadap tiga laporan keuangan utama perusahaan. Pertama, pada neraca (balance sheet), liabilitas ditampilkan sebagai salah satu komponen utama di sisi kanan laporan, berdampingan dengan ekuitas.
Kenaikan liabilitas akan meningkatkan total kewajiban perusahaan dan mempengaruhi struktur modal secara keseluruhan. Oleh karena itu, analisis terhadap neraca sangat penting untuk memahami tingkat utang dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban tersebut.
Kedua, liabilitas juga berpengaruh pada laporan laba rugi (income statement), terutama melalui beban bunga atas utang. Ketika perusahaan menggunakan dana pinjaman, biasanya ada kewajiban untuk membayar bunga secara periodik.
Beban bunga ini akan dicatat sebagai pengeluaran dalam laporan laba rugi dan secara langsung mengurangi laba sebelum pajak. Semakin besar beban utang, semakin tinggi pula beban bunga, yang pada akhirnya dapat menurunkan profitabilitas perusahaan jika tidak diimbangi dengan pendapatan yang cukup.
Ketiga, pada laporan arus kas (cash flow statement), liabilitas berkaitan erat dengan aktivitas pendanaan (financing activities). Ketika perusahaan menerima pinjaman baru, maka akan tercatat sebagai arus kas masuk dari aktivitas pendanaan.
Sebaliknya, pembayaran cicilan utang pokok dan bunga akan dicatat sebagai arus kas keluar. Manajemen arus kas dari liabilitas ini sangat penting untuk menjaga likuiditas perusahaan agar tetap mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat waktu.
Secara keseluruhan, liabilitas tidak hanya memengaruhi keseimbangan keuangan dalam neraca, tetapi juga berdampak pada profitabilitas dan likuiditas perusahaan seperti tercermin dalam laporan laba rugi dan arus kas. Oleh karena itu, pengelolaan liabilitas yang cermat sangat penting untuk menjaga kesehatan keuangan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.
Itulah hal yang perlu Anda ketahui sebagai investor terkait liabilitas sebelum menentukan perusahaan untuk aset investasi, khususnya investasi jangka panjang. Namun, berbeda dengan dunia trading forex karena liabilitas tidak secara langsung menjadi fokus utama.
Sekalipun liabilitas tidak diperhatikan, amun tetap penting dalam konteks manajemen risiko dan keuangan pribadi sehingga pastikan Anda tidak memiliki banyak liabilitas saat melakukan trading forex karena berisiko tinggi.
Pastikan memiliki manajemen risiko dan leverage yang baik, dimana penggunaan leverage memungkinkan trader untuk mengendalikan posisi yang lebih besar dengan modal yang lebih kecil, sehingga kerugian bisa diantisipasi dan menciptakan liabilitas yang perlu dibayar.
Oleh karena itu, trader perlu sangat berhati-hati dalam menggunakan leverage agar tidak terjebak dalam liabilitas besar. Lakukan aktivitas trading forex dengan broker terpercaya sehingga dana aman dan Anda bisa trading dengan fokus dan tenang.
Dupoin sebagai broker lokal Indonesia telah teregulasi Bappebti dan OJK, sekaligus memberikan pilihan akun trading yang bisa Anda gunakan untuk mengelola modal sehingga tidak menimbulkan liabilitas tambahan. Trading forex di Dupoin dengan aman dan nyaman untuk keuntungan maksimal.
Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!